Kemudian Kabag Ops memerintahkan Kasat Samapta untuk memerintahkan K-9, disisi lain tim gakkum Polres Banyuasin berhasil mengamankan beberapa oknum yang diduga sebagai profokator. Melihat situasi di lapangan makin tidak terkendali Kapolres Banyuasin segera melaporkan ke Kapolda untuk segera mengirimkan Satgas Tindak Sat Brimob Polda Sumsel.
Situasi Merah, dimana PHH Brimob tiba di lokasi untuk melakukan lintas ganti dengan anggota Dalmas Lanjut, kompi Brimob ini dilengkapi dengan tongkat sodok untuk mendorong massa yang akan merebut peralatan petugas, dengan diturunkannya kompi PHH Brimob situasi dapat segera diatasi.
Dari laporan intelijen ada sekelompok massa kembali masuk di kantor KPUD dan melakukan penjarahan, kemudian Kapolres Banyuasin segera memerintahkan detasemen 45 Anti Anarkis Brimob untuk melakukan pengamanan dan mengamankan pelaku bersama dengan barang bukti untuk diserahkan kepada Polres Banyuasin.
Penemuan Bom, dimana Kasat Intel melaporkan kepada Kapolres Banyuasin bahwa ada sekelompok orang yang tak dikenal, setelah adanya taruna dari Kapolres kepada Dansat Brimob tentang adanya tindakan penyanderaan Dansat Brimob memerintahkan Wanteror melakukan Tindakan Kepolisian.
Personil Wanteror melakukan penggerebekan dan berhasil menyelamatkan sandera, setelah melaporkan ke dansat tim wanteror melaksanakan evakuasi sandera menuju Posko menggunakan rantis.
Kanit Jibom mendapat laporan adanya bahan kimia, biologi dan radioaktif berbahaya, setelah itu kanit Jibom melaksanakan sterilisasi, selanjutnya kanit jibom memberikan perhatian kepada masyarakat untuk mematikan alat elektronik, kanit jibom dan tim jibom melakukan waktu endap selama 30 menit.
Kanit jibom menyatakan aman baru kanit jibom melapor ke dansat Brimob. Setelah dinyatakan Clear Dansat Brimob Polda Sumsel menyerahkan kembali TKP kepada Kapolres Banyuasin.
Kapolres Banyuasin AKBP Ruri Prastowo mengungkapkan, simulasi Sispamkota meliputi berbagai tahapan yakni kondisi tenang hingga eskalasi meningkat yakni tindakan anarkis dari para pengunjuk rasa.”Semua skenario ini sebagai bentuk kesiapsiagaan kita mengamankan jalannya Pilkada 2024,” ungkap Kapolres Ruri.
Menurutnya, skenario tersebut sebagai bentuk bekal serta latihan personel yang harus dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penanganan apabila terjadi unjuk rasa.
“Semua kita simulasikan melalui Sispamkota ini, langkah-langkah yang dilakukan saat menghadapi pendemo harus sesuai aturan dan hukum berlaku,” terang mantan Kabag Regident Ditlantas Polda Riau ini.
Meski demikian, Kapolres Ruri berharap sinergi antara TNI-Polri bersama pemerintah daerah, Bawaslu dan KPUD untuk memastikan stabilitas kamtibmas dan pilkada berjalan damai.
“Kita libatkan ratusan personil dalam simulasi ini yang nanti juga akan disiapkan dalam tahap pendaftaran bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Banyuasin mendatang,” tutur dia.
Kapolres Banyuasin AKBP Ruri Prastowo mengajak semua elemen masyarakat Kabupaten Banyuasin agar bersatu tidak terpecah belah walaupun beda pilihan.”Beda pilihan itu hal yang biasa tapi jangan sampai terpecah belah,” pungkas dia.
Pewarta : Makki