ONews-id.com(Lahat)-Ratusan emak emak dari 20 Desa se-Kecamatan Merapi Area Kabupaten Lahat, sambangi kantor Pemerintahan Daerah (Pemda) Kabupaten Lahat. Kamis, (12/11/2020).
Aksi protes tersebut di tenggarai maraknya mobil angkutan batubara yang melintasi jalan umum yang menimbulkan debu jalanan tentunya tidak baik untuk kesehatan .
Hal ini membuat ratusan kaum hawa kecamatan Merapi Area tersebut, mengadakan aksi protes meminta solusi kepada Pemerintah Kabupaten Lahat terkait dampak perusahaan tambang Batubara yang meresahkan kalangan emak-emak khususnya debu Batubara beterbangan yang mengancam kesehatan.
“Terus terang, kami kesini menuntut untuk hidup sehat, kami sudah tidak tahan lagi kami menyapu rumah lima kali sehari akibat terbangan debu Batubara,” kata koordinator aksi (Korak) Misna saat menyampaikan aspirasi emak emak dihalaman Pemkab Lahat Kamis (12/11/2020).
Tidak hanya itu, dirinya juga meminta kepada Bupati Lahat untuk segera memberikan solusi maupun jalan keluar dari persoalan yang ada. Karena, emak emak selama ini, mereka merasakan betul dampak dari debu yang beterbangan dari Batubara.
“Sudah cukup lama kami menahan diri. Tapi, apa yang masyarakat dapat, selain rumah rumah berdebu, lakalantas kian kerap terjadi. Bahkan, saat ini untuk menyapu rumah dalam satu hari bisa lima kali,” tuturnya lagi.
Untuk itu, Ia tegaskan, dirinya bersama dengan emak-emak sudah merasakan betul, apa lagi sudah 10 tahun merasakan dampak dari debu batubara sehingga tuntutan dari Emak-emak ingin hidup sehat, dan bisa hidup seperti tahun tahun sebelumnya.
“Ingat, jangan sampai kami turun kejalan lagi. Kalau bisa terakhir kami demo kesini. Tolong perhatikan, kami yang emak emak tergabung ini dari Desa Tanjung Piang, Kecamatan Merapi dan Kelurahan Lebuay Bandung Kecamatan Merapi Timur yang sangat merasakan dampak dari debu Batubara tersebut,” urainya.
Ditambahkan Misna, belum lagi suara bisingnya aktivitas kendaraan yang lalu lalang setiap harinya. Padahal kendaraan Batubara boleh melintas dimulai pukul 19.00 WIB, akan tetapi kenyataan dilapangan sejak pukul 18.00 WIB kendaraan mengangkut Batubara sudah banyak yang melintas.
“Kemana lagi kami harus mengadu apa lagi kondisi sungai Lematang sudah keruh, itulah kami berharap banyak dengan bapak Bupati Lahat kiranya dapat mendengar jeritan kami ini,” ungkap Misna dengan lantang.
Sementara, Pandriadi selaku Ketua Asosiasi Angkutan Pertambangan Lahat (AAPL) menjelaskan, keberadaan AAPL disini tidak lain merupakan wadah dari aksi Emak-emak yang selama mengeluh sehingga tidak ada sama sekali AAPL sendiri menagmbil keuntungan dari aksi ini.
“AAPL ini sendiri terbentuk dari Perusahaan tambang sehingga wadah inilah dijadikan menyalurkan aspirasi dari Emak-emak bahkan sana kompensasi dari perusahaan langsung masuk ke desa dan tidak mampirke AAPL,” jelas Pandriadi.
Ditegaskannya, awal memang telah disepakati satu perusahaan tambang Batubara Rp 50 Jura rupiah dari 11 Perusahaan tambang, namun yang telah disepakati baru 7 perusahaan yakni PT ERA, BIMA, SCG, BMS, MAS, Bukit Tunjuk dan MIP.
“Sedangkan 4 perusahaan tambang belum sepakat meskipun saat ini sudah yang sedang berdialog, sehingga kami minta tolong panggil perusahaan agar Emak-emak yang datang merasa terbantukan,” pinta Pandriadi.
Wabup Lahat H.Haryanto SE MM menjelaskan, adapun keluhan maupun tuntutan dari emak emak sudah didengar oleh Pemerintahan Daerah (Pemda) Kabupaten Lahat, akan tetapi, tidak bisa langsung memutuskan secara mutlak.
“Insya Allah, besok akan kita panggil perusahaan tambang untuk duduk bicara disini, termasuk besok perwakilan dari AAPL dan emak emak dapat hadir dan mendengarkan apa yang disampaikan perusahaan yang ada,” janji Wabup Lahat.(tim)