Sumatera Selatan Raih Penghargaan Presiden: Terbaik II Nasional dalam Penurunan Prevalensi

Selain itu, Gubernur Herman Deru Memasifkan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) untuk mendorong kemandirian pangan keluarga, sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi secara berkelanjutan.

Untuk mendukung berbagai program tersebut bahkan dilakukan Kolaborasi Lintas Sektor dengan cara Menggerakkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di semua tingkatan, melibatkan Pemda dan organisasi wanita (PKK), mengoptimalkan Satuan Tugas Tenaga Pendamping Keluarga (TPK) (bidan, kader PKK/KB) untuk pendampingan.

Selanjutnya mengaktifkan kembali program TNI Manunggal KB Kesehatan untuk menjangkau daerah sulit. Dan Mengalokasikan Anggaran (DAK/APBD) untuk intervensi, termasuk Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Melalui strategi dan kerja keras kolektif ini, upaya penekanan angka prevalensi stunting di Sumsel telah membuahkan hasil signifikan, yang merupakan indikator penting dalam peningkatan kualitas kesehatan dan sumber daya manusia daerah.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2025, Angka stunting di Sumatera Selatan menunjukkan penurunan signifikan dari tahun 2021 ke 2024. Pada tahun 2022, prevalensi stunting Sumsel turun menjadi 18,6% dari sebelumnya 24,8% pada tahun 2021, dan pada tahun 2024 angka ini kembali turun menjadi 15,9%.

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan berharap penghargaan ini tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga motivasi untuk terus berkarya dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara berkelanjutan.