ONews-Id.Com (Sumsel)– Dosen Universitas Sumatera Selatan Program Studi Perikanan, Selly Ratnasari, S.Pi, M.Si berhasil meraih penghargaan Anugerah Inovator tahun 2021 dari Gubernur Sumatera Selatan, H Herman Deru, SH, Senin (20/12/21) di Griya Agung.
Selly merupakan salah satu inovator tahun 2021 yang mendapat penghargaan dari Gubernur Herman Deru.
Inovasi yang dilakukannya adalah inovasi ikan lele asap fungsional introduksi gambir potensi perbaikan permasalahan industri ikan asap di Sumatera Selatan.
Menurut dosen cantik ini, yang melatarbelakangi dia melakukan inovasi ini
karena Sumsel memiliki produk andalan bidang olahan perikanan. Salah satu produk yang sering dijumpai dan banyak dicari wisatawan adalah ikan asap. Ikan yang digunakan mayoritas dari ikan tangkapan atau budidaya seperti ikan lele.
Menurut Selly, ikan lele (Clarias gariepinus) adalah ikan yang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dengan harga terjangkau. Produksi budidaya ikan lele selalu mengalami peningkatan dari tahun 2011 sebanyak 337.577 ton sampai tahun 2015 sebanyak 719.619 ton/tahun (KKP, 2016). Metode pengasapan ikan merupakan metode pengawetan alami dengan menurunkan aw pada ikan yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme penyebab kerusakan pangan.
Sementara lanjut dia, asap pada proses pengasapan mengandung zat-zat kimia seperti formaldehid, fenol dan cresol yang memiliki sifat antimikroba yang akan bertumpuk pada permukaan ikan yang diasap sehingga dapat menghambat atau membunuh bakteri pada ikan. “Permasalahan saat ini ikan lele asap cenderung kurang hygienis, memiliki tekstur yang keras atau saat dikonsumsi tidak ada daging hanya aroma ikan asap saat dimasak dan kurang fungsional.” jelasnya.
Sambung dia, pembuatan ikan lele asap yang kurang hygienis dapat menumbuhkan bakteri gram positif jenis S. aureus.
Bakteri gram positif akan tumbuh secara dominan saat proses pengasapan sehingga diperlukan penambahan zat antimikroba alami seperti gambir yang dapat membuat pengawetan menjadi lebih maksimal. Permukaan ikan secara spesifik terdapat Pseudomonas sp., Sarcina sp., Serratia sp., Achromabacter sp., Flavobacterium sp., Micrococcus sp, dan Bacillus sp. Pada isi perut ikan jenis bakteri seperti Acitnetobacter sp., Aeromonas sp., Alcaligenes sp., Enterobacter sp., Xanthomonas sp dan E. coli. Sedangkan pada insang ditemukan jenis bakteri Corynebacterium sp dan Bacillus sp. Bakteri ini akan terus berkembang bahkan lebih banyak setelah ikan mati.
Dikatakan Selly, penelitian yang berkaitan dengan ekstrak gambir sebagai antimikroba diantaranya pengawetan ikan lele (Clarias gariepinus) asap yang diintroduksi dengan gambir (Uncaria gambir Roxb) menghasilkan nilai angka lempeng total yang mengalami penurunan setelah diberikan gambir, dan memiliki tekstur lebih baik .
Adapun tujuan dan manfaat dari inovasi yang dilakukan Selly adalah untuk memperbaiki kualitas ikan lele asap khas Sumatera Selatan dari mikrobiologi (antibakteri), Fisik (tekstur case hardening) dan kimia (meningkatkan kadar protein dan memperkuat gigi)
Memperkenalkan dan menjadikan olahan ikan asap lele sebagai alternatif oleh-oleh khas Sumatera Selatan yang unik dan kreatif.
Mengatasi masalah kesehatan gigi dengan makanan ikan lele asap khas daerah Sumatera Selatan sebagai penguat gigi dan menjadikan ikan lele asap fungsional
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya pada pelaku usaha dan industri ikan asap. Serta membuka peluang usaha bagi masyarakat Sumatera Selatan.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur Sumatera Selatan, H Herman Deru, SH mengapresiasi karya para inovator yang mendapat anugerah penghargaan.(DONI)